Minggu, 03 Mei 2015

KEBLUSUK karena BLUSUKAN




Istilah blusukan yang sudah lama hilang dari telinga saya belakangan ini begitu ngetren dan menasional. Tentunya kita bangga ternyata bahasa kekesalan/omelan dari orang tua terhadap anak kecil dikampung berubah menjadi bahasa resmi kenegaraa hehehe....
Istilah blusukan ini mengingatkan masa kecil kami dikampung... Istilah ini biasanya/lazimnya disematkan kepada anak-anak kecil yang suka bermain kelewat batas dan tanpa tujuan yang jelas istilah gaulnya “kelayaban”...
Ketika orang tua sedang kesal kepada anaknya yang senang kelayaban, biasanya mereka bertanya “Bar/arep blusukan menyang ngendi koe (habis/mau klayaban dari/ke mana)?”. Secara arti pertanyaan tersebut bermaksud menanyakan suatu arah atau tujuan tetapi konotasinya negatif. Pertanyaan dengan makna sejenis adalah “Arep/bar menyang ngendi (habis/mau pergi dari/ke mana)?”. Kedua pertanyaan tersebut memiliki arti yang sama tetapi beda konotasinya, kalimat kedua memiliki konotasi positif sedang yang pertama negatif...
Istilah “blusukan merupakan sanepan atau padanan kata keblusuk” yang memiliki arti tersesat atau salah arah/jalan. Makanya orang tua biasanya menasehati/berpesan kepada anaknya jangan blusukan ya le/nduk...
Maklum ketika kecil biasanya kami mainya dikali-kali yang sepi dan jauh dari kampung entah sekedar mandi (Lumban) atau cari ikan... Terkadang kami juga main kekebon/alas yang jauh untuk cari buah-buahan, cari rumput atau permainan-permainan ala anak kampung misalnya prosotan dilereng-lerang bukit yang terjal bak pendaki gunung atau pencinta alam bisa juga main petak umpet (dor-doran) dan perang-perangan...
Jadi maksud larangan blusukan adalah agar tidak pergi kesembarang tempat takut kita keblusuk (tersesat) atau kesasar dan tidak bisa pulang. Secara umum istilah blusukan ini dapat diartikan “pergi tanpa tujuan yang jelas atau asal-asalan” yang penting senang tanpa pertimbangan plus dan minus-nya yang tentunya sangat berbahaya serta mengkhawatirkan...

0 komentar